KUMIS KUCING
( Orthosiphon spp. )
I. UMUM
1.1. Sejarah Singkat
Kumis kucing merupakan tanaman obat berupa tumbuhan berbatang basah yang tegak. Tanaman ini dikenal dengan berbagai istilah seperti: kidney tea plants/java tea (Inggris), giri-giri marah (Sumatera), remujung (Jawa Tengah dan Jawa Timur) dan songot koneng (Madura). Tanaman Kumis kucing berasal dari wilayah Afrika tropis, kemudian menyebar ke wilayah Asia dan Australia.
1.2. Sentra Penanaman
Hingga saat ini, sentra penanaman kumis kucing banyak terdapat di Pulau Jawa.
1.3. Jenis Tanaman
Klasifikasi botani tanaman kumis kucing adalah sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Keluarga : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon spp.
Spesies kumis kucing yang terdapat di Pulau Jawa adalah O. aristatus, O. thymiflorus, O. petiolaris dan O. tementosus var. glabratus. Klon kumis kucing yang ditanam di Indonesia adalah Klon berbunga putih dan ungu.
1.4. Manfaat Tanaman
Daun kumis kucing basah maupun kering digunakan sebagai bahan obat-obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati rematik.
Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit.
II. SYARAT PERTUMBUHAN
2.1. Iklim
a) Curah hujan yang ideal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah lebih dari 3.000 mm/tahun.
b) Dengan sinar matahari penuh tanpa ternaungi. Naungan akan menurunkan kadar ekstrak daun.
c) Keadaan suhu udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini adalah panas sampai sedang.
2.2. Media Tanam
a. Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik.
b. Tanah Andosol dan Latosol sangat baik untuk budidaya kumis kucing.
2.3. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat optimum tanaman kumis kucing 500-1.200 m dpl.
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
3.1. Pembibitan
3.1.1. Penyiapan Bibit
Cara yang paling mudah dan biasa untuk mengembangkan kumis kucing adalah perbanyakan vegetatif dengan stek batang/cabang. Bahan tanaman diambil dari rumpun yang tumbuhnya normal, subur dan sehat.
a) Pilih batang/cabang yang tidak terlalu tua atau muda dan sudah berkayu.
b) Potong batang dengan pisau tajam/gunting pangkas yang bersih.
c) Potong-potong batang menjadi stek berukuran 15-20 cm berbuku 2-3.
d) Buang sebagian daun untuk mengurangi penguapan air.
Adapun kebutuhan bibit untuk 1 hektar dengan jarak tanam 40 x 40 cm diperlukan 50.000-62.500 stek/ha.
3.1.2. Teknik Penyemaian Bibit
Stek dapat langsung ditanam di kebun produksi atau ditanam dulu di persemaian. Di dalam persemaian stek ditanam dengan jarak tanam 10x10 cm. Stek yang masih segar langsung ditanam di lahan yang telah diolah sedalam 20 cm. Setelah itu disirami 1-2 kali sehari tergantung dari cuaca dan hujan yang turun. Bila perlu persemaian dinaungi dengan naungan plastik transparan atau jerami/daun kering. Setelah timbul tunas baru, bibit dipindahkan ke kebun produksi.
3.2. Pengolahan Media Tanam
3.2.1. Persiapan
Tanah diolah 30-40 cm, gulma dan tanaman lain dibuang. Setelah diolah, tanah dibiarkan 15 hari.
3.2.2. Pembentukan Bedengan
Buat bedengan selebar 100-120 cm tinggi 30 cm dan jarak antar bedengan 40-50 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan keperluan dan lahan
3.2.3. Pemupukan
Buat lubang tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 60 cm. Masukkan pupuk kandang sebanyak 2,4-3,2 kg/lubang dan tutup lubang tanah. Campur tanah bedengan dengan15-20 kg/ha pupuk kandang sapi.
3.3. Teknik Penanaman
3.3.1. Penentuan Pola Tanam
Waktu tanam terbaik adalah di awal musim hujan (Oktober-Desember) kecuali jika air tersedia sepanjang tahun, waktu tanam bisa dilaksanakan kapan saja.
3.3.2. Pembuatan Lubang Tanam
Buat lubang tanam berukuran 30x30x30 cm dengan jarak tanam 40 x 40 cm
3.3.3. Cara Penanaman
a) Pilih bibit yang baik dari pembibitan.
b) Buat lubang kecil di tempat lubang tanam.
c) Tanamkan bibit/stek tegak lurus sedalam 5 cm atau 1/3 bagian dari pangkal batang stek. Setiap lubang diisi 4-6 bibit/stek.
d) Padatkan tanah di sekitar bibit.
e) Sirami sampai cukup basah.
3.4. Pemeliharaan Tanaman
3.4.1. Penjarangan dan Penyulaman
Dilakukan antara 1-15 hari setelah tanam.
3.4.2. Penyiangan
Gulma disiangi secara kontinyu untuk mengurangi persaingan unsur hara.
3.4.3. Pemupukan
Dosis pupuk anjuran adalah 75 kg/ha urea yang diberikan setiap 3 kali panen atau 6-9 minggu sekali. Pupuk disebar di dalam larikan dangkal antara baris tanaman dan segera ditutup tanah.
3.4.4. Pengairan dan Penyiraman
Pada awal pertumbuhan, tanaman diairi/disiram 1-2 kali sehari. Setelah tanaman terlihat kokoh dan rimbun, penyiraman dikurangi. Frekuensi penyiraman selanjutnya tergantung cuaca, yang penting tanah tidak sampai kering. Penambahan air dapat dilakukan dengan cara disiram atau menggenangi saluran di antara bedengan dengan air.
3.5. Hama dan Penyakit
3.5.1. Hama
Selama ini tidak ada hama atau penyakit yang benar-benar merusak tanaman kumis kucing. Hama yang sering ditemukan adalah kutu daun dan ulat daun sedangkan
3.5.2. Penyakit
Penyakit yang menyerang disebabkan oleh jamur upas (Upsia salmonicolor atau Corticium salmonicolor). Jamur ini menyerang batang atau cabang tanaman yang berkayu. Pengendalian dilakukan dengan perbaikan tata air, meningkatkan kebersihan kebun, memotong bagian yang sakit, pergiliran tanaman dan penyemprotan pestisida selektif.
3.6. Panen
3.6.1. Ciri dan Umur Panen
Tanaman berumur 1 bulan setelah tanam, tangkai bunga belum muncul dan tinggi tanaman sekitar 50 cm. Panen pertama jangan sampai terlambat karena akan mempengaruhi produksi.
3.6.2. Cara Panen
Daun dipanen dengan cara memetik pucuk bedaun 3-5 helai kemudian merempal daun-daun tua di bawahnya sampai helai ke 10.
3.6.3. Periode Panen
Panen dilaksanakan dalam periode 2-3 minggu sekali.
3.6.4. Prakiraan Produksi
Dengan pemeliharaan yang intensif, akan dihasilkan daun basah 6-9 ton/ha yang setara dengan 1-2 ton/ha daun kering.
3.7. Pascapanen
Setelah pemetikan, daun disimpan di dalam karung dan dibawa ke tempat pengumpulan hasil. Proses pasca panen untuk mendapatkan daun kering kualitas ekspor adalah:
3.7.1. Pengumpulan
Pucuk/daun segar disimpan di atas hamparan anyaman bambu di dalam suatu ruangan. Layukan daun di tempat itu selama 1-2 malam.
3.7.2. Pengemasan dan Pengangkutan
Daun kering dimasukan ke dalam kotak kayu persegi empat dan dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat dengan panjang dan lebar sedemikian rupa sehingga alat bisa tepat masuk ke dalam kotak. Setelah pemadatan berat daun kering di dalam kemasan adalah 20-40 kg tergantung dari ukuran kotak dan permintaan pasar. Produk ini siap diekspor.
IV. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN
4.1. Analisis Usaha Budidaya
Perkiraan analisis budidaya kumis kucing seluas 1000 m2; pada tahun 1999 di daerah Jawa Barat.
|
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. |
150.000,- 600.000,- 600.000,- 27.500,- 100.000,- 60.000,- 200.000,- 100.000,- 100.000,- 1.937.500,- 2.450.000,- 512.500,- = 1,265 |
4.2. Gambaran Peluang Agribisnis
Semakin tingginya minat masyarakat Indonesia dan dunia terhadap pemakaian obat bahan alam memberikan peluang pada kita untuk membudidayakan kumis kucing untuk kepentingan lokal atau ekspor. Ekspor kumis kucing dari Indonesia telah dimulai pada awal tahun 30-an sebanyak 23.296-47.414 ton. Pada tahun 1987 ekspor meningkat sampai 8.791.468 ton dengan tujuan negara di Eropa Barat, Amerika dan Singapura. Dengan adanya peningkatan perminataan dunia akan bahan kering tanaman obat, agribisnis kumis kucing agaknya perlu didukung terutama dukungan teknik penanaman dan pasca panen untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil.
V. STANDAR PRODUKSI
5.1. Ruang Lingkup
Standar produksi meliputi: jenis dan standar mutu, cara pengambilan contoh dan syarat pengemasan.
5.2. Diskripsi
…
5.3. Klasifikasi dan Standar Mutu
…
5.4. Pengambilan Contoh
…
Petugas pengambil contoh harus memenuhi syarat yaitu orang yang telah berpengalaman atau dilatih terlebih dahulu dan mempunyai ikatan dengan suatu badan hukum.
5.5. Pengemasan
Daun kering dimasukan ke dalam kotak kayu persegi empat dan dipadatkan. Pemadatan dilakukan dengan alat pemadat dengan panjang dan lebar sedemikian rupa sehingga alat bisa tepat masuk ke dalam kotak. Setelah pemadatan berat daun kering di dalam kemasan adalah 20-40 kg tergantung dari ukuran kotak dan permintaan pasar.
Dibagian luar dari tiap kemasan ditulis, dengan bahan yang tidak luntur, jelas terbaca antara lain:
a) Produce of Indonesia
b) Nama/kode perusahaan/eksportir
c) Nama barang
d) Negara tujuan
e) Berat kotor
f) Berat bersih
g) Nama pembeli
VI. REFERENSI
6.1. Daftar Pustaka
a) Rahmat Rukmana, Ir. Kumis Kucing. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
6.2. Personil
a) Dr. Karden M. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Rempah, Cimanggu Bogor.
Tweet ☚☛
4 comments:
min bisa jelasan masalah benihnya ga? trmsuk ortodok atau rekalsitran? masa dormansinya? truz trmasuk perkecambahan hipogeal tau epigeal
Halo Bossku ^^
Segera Daftarkan ID di ibu21,com
Menyediakan 8 Permainan Hanya Dengan 1 ID
Serta Tersedia Promo Menarik
Bonus Turn Over Terbesar
Bonus Refferal Seumur Hidup
Minimal Deposit Hanya 25Rb
BBM : csibuqq
WA : +855 88 780 6060
Di Tunggu Kehadirannya Bossku ^^
TERIMA KASIH BANYAK ATAS INFORMASINYA
KapalJudiLounge
Judi Bola
KapalJudi88 Net
HOT PROMO :
- Bonus Cashback Mingguan Hingga 15%
- Bonus Refrensi 2,5% Seumur Hidup
- Bonus Rollingan Casino 0.8%
- Bonus Rollingan Mingguan Sportbook Refferal 0,1%
silakan bosku ^_^
Discount 4D : 66.00% , 3D : 59.5.00% , 2D : 29.5.00%
Kombinasi = 5%
Shio = 12%
Colok Angka (1A) = 5%
Colok Macau (2A) = 15%
Colok Naga (3A) = 15%
Colok Jitu = 8%
1 Akun Untuk Semua Permainan
- Sportbook
- Togel
- Tangkas
- Poker Domino99
- Slot JDB Habanero PlayTech Tembak Ikan
- Casino GD88 WMCasino 855Crown
WA : +62823 3491 4358 KAPALJUDI ( New )
FB : Kapal Judi Faigk
IG : Kapal Judi
Link : KapalJudi88 Net
Post a Comment